Leadership 101: Cara Menjadi Pemimpin yang Berpengaruh

Hai, Sobat Milenial! Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Semoga Desember membawa kesan penutup perjalanan yang paling manis di tahun ini. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang salah satu buku karya John C. Maxwell yang berjudul Leadership 101. Waduh, apa gak kurang banyak poinnya? Tenang, Pojok Milenial sudah merangkumnya menjadi beberapa poin penting yang mudah dicerna kok.

Menurut Maxwell, seseorang dengan jiwa kepemimpinan akan mengerti apa yang menjadi target dan impian dalam perjalanan hidup maupun karirnya. Gak ada tuh ceritanya cuma ngekor kemauan orang lain. Namun perlu diingat bahwa target dan impian yang berkutat dalam otak kita memiliki dua outcome. Kalau pandai menyikapi, maka bisa menjadi opportunity, tapi kalau tidak bijak menyikapi, ya jadi problem.

Seorang pemimpin dikatakan visioner bila mereka bisa fokus pada tujuannya dan dapat mengarahkan segala kemampuan serta sumber daya yang dimiliki dengan baik. Namun, hal ini tentu saja tidak dapat terwujud tanpa pola pikir kepemimpinan yang tepat. Lalu, mindset seperti apa sih yang dimiliki seorang pemimpin visioner?


1. Membangun Impian dan Mengajak Orang Lain Sukses


Sumber gambar: vplp.org

Kalian mungkin menanyakan hal ini, “Kenapa harus mengajak orang lain untuk sukses?” Pada webinar yang pernah kita bahas, pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang harus mampu paling tidak memimpin dirinya sendiri. Namun, jika kamu seorang pemimpin yang membawahi orang lain, sangat krusial untuk merefleksi, apakah caramu dalam mengemudikan "kapal" itu dapat membawa anak buahmu berlayar dan menembus segala ombak dan badai yang ada?

Sejatinya, seorang pemimpin harus dapat memiliki pengaruh yang dapat membuat orang lain tergerak untuk mau membantu mencapai kesuksesan yang sama atau bahkan lebih. Menurut John C. Maxwell, “Kepemimpinan itu rumit. Ada banyak segi: rasa hormat, pengalaman, kekuatan emosional, keterampilan, disiplin, visi, momentum, pemilihan waktu — daftarnya masih panjang. Dan yang terpenting, kepemimpinan adalah pengaruh

Jadi, esensi dari memimpin itu tidak hanya mampu memerintah, namun juga harus mampu menyatukan dan mengayomi. Pemimpin harusnya punya prinsip dan visi yang jelas serta mampu memberikan dampak yang dapat dirasakan keberadaannya walaupun tidak terlihat secara kasat mata.


2. Membangun Gold Legacy

Sumber gambar: olimpics30.com

Agar suatu organisasi dapat tetap utuh dan langgeng, organisasi tersebut memerlukan struktur yang kokoh. Dengan kata lain, Standard Operating Procedure (SOP) yang dimiliki harus ideal. Ketika suatu organisasi dapat berjalan sesuai alur yang direncanakan, maka tercipta harmoni yang menjadikan organisasi kokoh dan lebih mudah meraih kesuksesan. 

Namun, untuk mencapai itu diperlukan pemimpin yang cerdik membaca peluang agar bisa memproduksi Gold Legacy (warisan emas) untuk masa depan organisasi tersebut. Maxwell berpendapat, orang yang berada dibawah pemimpin yang memberdayakan dapat diibaratkan seperti kertas yang ada di tangan seniman bertalenta. Tak peduli mereka aslinya terbuat dari apa, mereka akan bisa disulap menjadi "aset" berharga.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesuksesan sebuah organisasi berangkat dari kematangan struktur dan prosedur yang diterapkan. Seorang pemimpin yang visioner akan terfokus mengembangkan anggotanya demi kelangsungan organisasi tersebut di masa yang mendatang, jadi tak hanya untuk kepentingan di masa sekarang.

Baca juga: Cara Menjadi Individu yang Lebih Efektif Ala Stephen Covey

 

3. Menumbuhkan Loyalitas Pengikut

Sumber gambar: kompasiana.com

Maxwell menuturkan, kepemimpinan yang sesungguhnya adalah ketika orang lain dengan yakin dan senang hati mau mengikuti. Di antara pemimpin yang senantiasa akan diikuti oleh pengikutnya adalah mereka yang efektif dan komunikatif. Pemimpin yang efektif tidak hanya kerja keras, tapi juga kerja cerdas. 

Dengan mampu berkomunikasi secara efektif dan terbuka, maka anggota akan merasa diperhatikan dan dilibatkan. Dengan demikian, anggota dengan senang hati akan mengikuti karena mereka merasa terdukung untuk berkembang dan jadi versi yang lebih baik. Antusiasme ini muncul karena pemimpin berhasil mewujudkan 5 level kepemimpinan:

  1. Position (Rights) Orang mengikuti karena diharuskan
  2. Permission (Relationship) Orang mengikuti karena mereka ingin
  3. Production (Results) Orang mengikuti karena kontribusi yang telah kamu berikan pada organisasi
  4. People Development (Reproduction) Orang mengikuti karena apa yang telah kamu lakukan demi mereka
  5. Personhood (Respect)Orang mengikuti karena pribadimu dan apa yang kamu representasikan

4. Branding Citra Pemimpin

Sumber gambar:lead.sabda.org

Pemimpin sepatutnya dikenal sebagai sosok yang paham dan menjaga prioritas dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan. Identitas pemimpin juga ditentukan dari karakter yang dibangun. Hal ini merupakan merupakan aspek lanjutan dari kepercayaan. 

Pemimpin akan dihormati jika ia mampu membuat keputusan yang benar, tidak sukar mengakui kesalahan, dan mampu menempatkan anggota dan organisasinya di atas agenda pribadi mereka. 

Dikutip dalam buku tersebut, Jenderal H. Norman Schwarzkopf berpendapat bahwa "kepemimpinan adalah kombinasi kuat dari strategi dan karakter. Tetapi jika kamu harus menghilangkan salah satu, maka hilangkan strategi”. Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adalah fondasi kepemimpinan. Strategi dapat dihancurkan atau ditiru dengan mudah, namun tidak dengan kepercayaan.


5. Disiplin Dalam Menentukan Kesuksesan

Sumber gambar: olimpics30.com

Yang terakhir, keempat poin di atas tidak akan pernah dicapai tanpa adanya kedisiplinan. Sama seperti memimpin, segala sesuatu hakikatnya selalu dimulai dari diri sendiri, termasuk mendisiplinkan diri

Maxwell mengatakan bahwa “The first person you lead is you,”. Bagaimana bisa memimpin orang lain kalau memimpin diri sendiri saja tidak mampu. No matter how gifted a leader is, his gifts will never reach their maximum potential without the application of self-discipline”, tambah John C. Maxwell. Seorang pemimpin tanpa disiplin diri yang baik tidak akan mampu mencapai potensi maksimalnya.

Maka pada akhirnya, kunci untuk mencapai pengembangan karakter dan hasil adalah stop making excuses! berhentilah banyak alasan, hapus reward sampai pekerjaan selesai, tetaplah berfokus pada proses dan hasil. 

Beberapa poin ini mungkin sangat umum, tapi justru itu yang membuat poin-poin ini sering disepelekan atau bahkan terlewat. Memang ya, easier said than done. Sebagai penutup, Pojok Milenial menggaris bawahi poin paling keren nih.

“Salah satu kunci kepemimpinan yang berhasil adalah menerapkan konsep yang membuat pemimpin lainnya kuat.” 
- John C. Maxwell.

 

 

Artikel oleh: Dedhi W.

Editor: Shinta W.

Jumlah kata: 884

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Rekomendasi Novel Metropop Romance yang Bikin Geregetan

6 Rekomendasi Café dan Resto Outdoor Bernuansa Alam di Jawa Timur

Free Fire Battlegrounds, Mobile Game yang Jadi Primadona di Kalangan Pemuda