Cara Menjadi Individu yang Lebih Efektif Ala Stephen Covey

Halo, Sobat Milenial! Kali ini Pojok Milenial akan membahas tentang kebiasaan nih. Artikel kali ini merupakan sebuah ringkasan dari buku "The 7 Habits of Highly Effective People" karya Stephen R. Covey. Buku ini menjabarkan tentang kebiasaan yang terkesan sepele, tapi dapat meningkatkan efektivitas kita dalam berkegiatan. Eits, tapi sebelum membahas itu, kamu perlu memahami paradigmamu sendiri.

 

Apa itu Paradigma?

Kata paradigma sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang artinya pola atau metode. Namun sekarang, paradigma sering dikaitkan dengan persepsi atau asumsi. Umumnya, paradigma didefinisikan sebagai cara seseorang melihat, memahami, dan menginterpretasikan segala hal di dunia ini. 

Paradigma diibaratkan sebagai peta mental yang bisa dibagi menjadi dua kategori: peta tentang benda itu sendiri (realita), dan peta tentang bagaimana seharusnya sesuatu itu dipersepsikan (moral). Orang-orang selalu menginterpretasikan sesuatu melalui peta mental ini. Oleh karena itu, kita harus mengetahui keakuratan dari paradigma yang selama ini kita gunakan dalam melihat tindakan kita dalam menunjang efektivitas kegiatan sehari-hari.

Diagram Kebiasaan (habit). Sumber gambar: quora.com

Selain itu, kamu juga perlu memahami dahulu tentang kebiasaan. Kebiasaan adalah irisan dari pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), dan tekad (desire). Pengetahuan adalah paradigma teoritis, yaitu apa yang perlu dilakukan dan kenapa. Kemampuan adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut. Sedangkan, tekad adalah motivasi, keinginan untuk melakukan hal tersebut. Menciptakan kebiasaan memerlukan kesinambungan dalam ketiga dimensi ini.

Setelah memahami konsep tersebut, kamu bisa lanjut untuk menyimak penjelasan berikut mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dapat menunjang efektivitas kegiatanmu!


Menjadi Proaktif

Sumber gambar: directaffinityeurope.com

Bukan hanya sekadar mengambil inisiatif, menjadi proaktif berarti bertanggungjawab atas hidupmu. Ketika kamu bertanggungjawab atas hidupmu, kamu akan berhenti menyalahkan faktor eksternal seperti lingkungan atau orang lain sebagai penyebab dari apa yang kamu lakukan. Justru, kamu akan menyadari bahwakebiasaan itu adalah bagian atas pilihanmu terhadap nilai-nilai yang kamu pegang. 

Orang-orang reaktif adalah orang yang disetir oleh perasaannya, sedangkan orang proaktif adalah orang yang disetir oleh nilai yang dipegang. Jadi, kamu harus bisa memahami dengan baik hal-hal apa saja yang ada dalam kendalimu dan tidak. Jika sesuatu memang ada diluar kendalimu, sebaiknya jangan terlalu ambil pusing. 

Contoh sederhananya adalah menyikapi respon dan penilaian orang lain terhadapmu. Pada dasarnya, kedua hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Kamu tidak mungkin bisa meminta orang lain untuk berhenti menilai atau selalu memberi respon baik, tapi kamu bisa memilih mau bersikap bagaimana terhadap penilaian dan respon tersebut.

Seseorang yang proaktif akan memfokuskan usahanya pada sesuatu yang dapat dia ubah, sedang seseorang yang reaktif akan fokus pada hal-hal yang diluar kendalinya dan cenderung memposisikan diri sebagai korban. Poin pentingnya, jangan mudah menyalahkan hal ada diluar kendalimu. Lebih fokus merefleksi diri sendiri dan apa yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki hal tersebut.

Manifestasi dari penerapan sikap proaktif ini dapat diukur dari kemampuanmu untuk berpegang teguh pada komitmen yang telah kamu buat dalam dirimu. Dengan merancang tujuan-tujuan kecil terlebih dahulu dan berkomitmen atas itu, kamu dengan bertahap akan memiliki tanggung jawab atas dirimu. Covey merekomendasikan untuk melakukan hal ini selama 30 hari untuk membentuknya menjadi kebiasaan barumu.


Pikirkan Tujuan Akhirnya

Sumber gambar: toggl.com

Begin with the end in mind. Untuk memahami kebiasaan ini dengan baik, Covey mengajak pembaca untuk untuk membayangkan kematian. Renungkan, bagaimana kamu ingin dikenang oleh orang-orang yang kamu cintai setelah kamu pergi dari dunia ini? berkontemplasi akan hal tersebut akan membantumu untuk mengidentifikasi nilai-nilai seperti apa yang ingin kamu pegang dan terapkan.

Setelah menemukan nilai-nilai tersebut, pastikan bahwa kegiatan yang kamu lakukan setiap hari berkontribusi dalam memenuhi nilai-nilai tersebut. Dengan mengetahui tujuan dan nilai yang kamu pegang, kamu akan lebih mudah juga menentukan prioritasmu dalam hidup. 

Covey menyatakan bahwa cara paling efektif untuk menemukan tujuan akhir adalah dengan membuat visi misimu sendiri. Hal-hal tersebut harus berfokus pada beberapa poin:

  • Kamu ingin menjadi apa
  • Kamu ingin melakukan apa
  • Nilai yang melandasi aktivitasmu ini

Seiring dengan berjalannya waktu, misimu ini akan menjadi konstitusi dalam dirimu dan ini akan menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusanmu.


Mendahulukan Prioritas

Sumber gambar: medium.com

Pembahasan terkait kebiasaan ini dimulai dengan beberapa pertanyaan:

  • Sebutkan satu hal yang dapat kamu lakukan secara terus-menerus, yang kamu tidak lakukan sekarang, dan akan meningkatkan kualitas kehidupan pribadimu?
  • Sebutkan satu hal yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kualitas bisnis atau kehidupan profesionalmu?

Kebiasaan ketiga ini merupakan implementasi dari dua kebiasaan sebelumnya, yakni terfokus pada praktik manajemen diri yang efektif melalui kehendak bebas. Mempersepsikan dirimu memiliki kehendak bebas artinya sadar bahwa kamu mampu membuat keputusan sendiri dan bertindak sesuai keputusan tersebut. 

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Mengembangkan Potensi Diri itu Penting untuk Masa Depanmu

Selain itu, kebiasaan ketiga ini mendorong kamu untuk memprioritaskan komitmenmu, yang berarti juga menumbuhkan kemampuanmu untuk mengatakan tidak pada hal yang tidak terlalu sesuai dengan prinsip yang kamu pegang.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan agar dapat mengatur waktu dan melakukan kegiatan secara efektif:

  1. Aktivitasmu harus berpusat pada prinsip yang kamu pegang.
  2. Aktivitasmu harus diarahkan oleh kesadaran dan hati nuranimu, artinya tindakan-tindakan yang akan kamu lakukan memberi kesempatan untukmu mengatur hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kamu pegang
  3. Aktivitasmu menentukan misi utamamu, yang mencakup nilai-nilai dan tujuan jangka panjang yang kamu miliki.
  4. Aktivitasmu memberi keseimbangan pada hidupmu
  5. Aktivitasmu ini diorganisir per pekan, dengan adaptasi setiap harinya sesuai dengan keperluan.

Nah, itu tadi tiga kebiasaan yang dapat kamu terapkan untuk meningkatkan efektivitasmu dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Kebiasaan lainnya akan dibahas pada artikel minggu depan, so stay stuned!  

 

 

Artikel oleh: Nia M. 

Editor: Shinta W.

Jumlah kata: 862

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Rekomendasi Novel Metropop Romance yang Bikin Geregetan

6 Rekomendasi Café dan Resto Outdoor Bernuansa Alam di Jawa Timur

Free Fire Battlegrounds, Mobile Game yang Jadi Primadona di Kalangan Pemuda