8 Istilah Unik yang Wajib Kamu Tau Kalau Ngaku Pecinta Buku
Apakah kamu suka mengoleksi buku terus membacanya? Atau, malah menimbun aja buku-buku di rumah? Tiap kondisi itu punya istilah masing-masing loh. Kalau kamu ngaku jadi pencinta buku yang sesungguhnya, kamu wajib tahu 8 istilah soal buku di bawah ini!
1. Tsundoku atau bibliomania
Dari laman BBC Tsundoku adalah sebuah seni. Tepatnya, seni buat menumpuk buku tanpa membacanya, hehe. Istilah Tsundoku berasal dari era Meiji sebagai slang Jepang saat itu. Tsundoku menggabungkan tsunde-oku, yang artinya menumpuk barang lalu meninggalkannya, dan dokusho, yang berarti buku.
Dalam dunia Barat, istilah Tsundoku dikenal dengan nama bibliomania. Kedua istilah ini punya konotasi negatif. Soalnya, mereka yang menimbun buku sampai langit-langit rumah termasuk gangguan psikologis klinis dalam kategori obsesif-kompulsif. Buku yang numpuk bisa jadi sarang debu atau menjatuhi kamu pas udah jadi “menara buku”. Niatnya koleksi, tapi jadi bisa membahayakan diri!
2. Bookshaming
“Ha, kamu umur 20an kok masih baca chicklit? Grow up, please! Baca buku pengembangan diri, dong.”
Eits, kalau
kamu pernah ngomong gitu, tandanya kamu melakukan bookshaming. Istilah ini merujuk pada kondisi ketika seseorang
mengejek buku atau genre favorit orang lain. Akhirnya, bikin orang tersebut
malu sama buku yang mereka baca.
Melihat fenomenamembaca Indonesia yang cenderung rendah, jadi miris enggak sih kalau ada kondisi kayak gini? Bagus dong kalau banyak orang mulai baca buku, meski dengan penulis favorit masing-masing!
Sobat Milenial, kalau kamu lebih memilih baca buku baru 2020 dari Valerie Patkar yang cinta-cintaan daripada bukunya Plato atau Soe Hoek Gi, kamu enggak berdosa, kok. Banggalah sama buku-buku kesukaanmu, meski berbeda sama kebanyakan orang seumuranmu.
3. Bibliografi
Kalau bibliomania
adalah “seni” dan bookshaming adalah
bentuk penghinaan, bibilografi, atau yang disebut dengan bibliologi juga,
adalah suatu disiplin ilmu. Para bibliografer mengkaji soal buku, dan jenis
cetakan lainnya kayak jurnal atau artikel, dari sudut pandang fisiknya. Bisa
dari judul, jumlah halaman, jenis kertas dan tinta, sampai sejarah buku itu.
4. Bibliophile atau bookworm
Bibliophile atau bookworm adalah orang yang mencintai buku. Kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia diartikan jadi “kutu buku” atau bibiliofilia. Enggak hanya ditimbun kayak bibliomania lho, ya. Para kutu buku ini benar-benar membaca berbagai buku yang mereka beli.
Selain itu, mereka juga mengagumi buku
dengan sungguh-sungguh. Bahkan, kata IDN Times, para bibliophile ini punya beberapa cetakan
yang beda dari buku favoritnya, mengoleksi tiap seri yang rilis, hadir di acara
tanda tangan sama penulisnya, atau, yang lebih niat lagi, berburu buku bekas
dan langka.
5. Book-bosomed
Tipe orang book-bosomed adalah mereka yang tidak bisa lepas dari buku. Bisa
dibilang seperti “Duniaku bukanlah
seperti dunia yang kukenal tanpa kehadiran buku disampingku,” Hampir semua bookworm adalah seorang book-bosomed.
Meski tidak selalu dibaca, ada esensi
tersendiri yang dirasakan oleh seorang book-bosomed
dengan keberadaan buku di tangan mereka, salah satunya seperti memberikan rasa
tenang. Bagi book-bosomed membawa
buku juga akan menjadi teman saat mereka harus menunggu sesuatu, seperti
terjebak dalam kemacetan ataupun menunggu antrean.
Baca juga: Buku Bekas Bisa Jadi Opsi yang Lebih Terhormat Daripada Beli Buku Bajakan
6. Book Hangover
Baru selesai membaca semua novel Harry Potter dan tiba-tiba secara refleks kamu membuka kunci pintu dengan mantra Alohomora. Atau setelah membaca series novel Dilan kamu jadi suka menebak-nebak layaknya seorang peramal seperti yang dilakukan Dilan ke Milea. Satu jawaban yang bisa disimpulkan, jangan-jangan kamu sedang mengidap book hagover!
Masih terngiang-ngiang dengan dunia dalam
buku adalah sebuah gambaran tepat bagi mereka yang mengalami book hangover. Seseorang yang berada
dalam kondisi ini masih terjebak di dunia dalam buku meskipun buku itu sudah selesai
dibaca. Dunia nyata akan terasa kurang lengkap tanpa imaji dari buku tersebut
dan kamu mulai membayangkan jika saja kamu menjadi bagian dari dunia dalam buku
tersebut.
7. Abibliophobia
Seperti namanya
yang berisi kata phobia, seseorang
yang mengalami abibliphobia adalah
mereka yang merasakan takut akan kehabisan bahan bacaan. Daripada langsung
menyelesaikan membaca sampai akhir, seorang abibliphobia
akan menunggu sampai ia bisa memastikan ada buku lain untuk dibacanya.
Melansir dari Bookstr, abibliphobia umumnya akan terjadi pada pembaca di usia remaja dan hampir tidak pernah ditemui pada usia anak-anak. Seseorang yang berada di kondisi abibliphobia akan mengalami panic berlebihan bahkan stress jika ia kehabisan bahan bacaan.
Tentu hal ini
bukanlah suatu hal yang baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi
hal ini yaitu dengan mengurangi intensitas membaca. Cobalah menetapkan
waktu-waktu tertentu untuk membaca dan sebisa mungkin menghindari membaca
berlebihan. Pada sejatinya hal-hal yang berlebihan akan membawa dampak yang
kurang baik jadi lakukan sesuai porsi sewajarnya saja, ya.
8. Book Sniffer
Mencium bau buku baru ataupun buku lama mungkin menjadi sebuah hal menarik tersendiri bagi beberapa orang. Aroma permen karet jeruk, kulit kayu, bahkan aroma mint bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang book sniffer. Setiap buku memiliki aroma masing-masing yang tergantung pada bahan kertas yang digunakan dan senyawa kimia yang ditimbulkan dari bahan tersebut.
Tahukah kamu kalau aroma khas dari suatu
buku akan membantumu untuk mengingat buku tersebut? Seperti yang dimuat di Bobo, bahwa saat membaca buku dan membayangkan suatu
kejadian, aroma khas dari buku itu akan membuat adegan tersebut lekat di
ingatan kita. Hal inilah yang menjadi alasan pecinta buku menyukai aroma khas
dari suatu buku.
Itulah sejumlah istilah yang wajib kamu ketahui sebagai seorang pecinta dunia buku. Dari ulasan ini apa kamu menemukan beberapa istilah yang mirip denganmu
Artikel oleh: Andita Eka W.
Editor: Ayu T.
Jumlah kata: 890
Komentar
Posting Komentar