Perjalanan dan Evolusi Musik Pop di Indonesia
Dibandingkan dengan genre musik yang lain layaknya rock, blues, jazz, musik populer atau yang biasa dikenal dengan musik pop terbilang mudah diterima masyarakat. Mayoritas musik pop memang gampang dicerna karena liriknya yang komersial sehingga tidak butuh pemahaman terlalu berlebih untuk dapat menikmati lagu beraliran pop.
Hal menarik yang dapat diamati dari perkembangan musik ini adalah munculnya berbagai macam kelompok musik beraliran pop yang dikarenakan nada-nada lagunya yang sederhana dan enak didengar, serta lirik yang muda dipahami dan mengungkap kehidupan anak muda jaman sekarang: cinta, pencarian jatidiri atau sebuah pertemanan yang abadi.
Bahkan banyak lagu pop terkenal bukan hanya karena melodi yang
penuh harmonisasi, melainkan karena liriknya yang mengena di hati para
pendengar dan kontroversial. Mengapa kontroversial?
Hal tersebut dikarenakan liriknya
yang lebih “berani” mengungkapkan sisi lain dari manusia yang terkadang dianggap tabu oleh masyarakat di Indonesia.
Tak hanya sederhana dalam lirik serta musik yang
condong bertemakan beberapa hal komersial, kelebihan lain dari musik pop ialah pemanfaatan
beragam teknologi untuk mendukung musiknya. Contohnya gitar listrik
atau sistem mixing yang bisa membuahkan perpaduan melodi baru
yang enak didengar dan lebih beragam. Beberapa hal tersebut yang lantas jadi
alasan kenapa musik pop banyak digemari, terlebih oleh banyak remaja atau kalangan milenial.
Awal Mula Musik Pop
Dilansir dari Van Alexander Music, sebelum memulai eksistensinya seperti saat ini, musik pop memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelaah. Awal mula musik pop muncul dan berkembang yaitu pada tahun 1920 di Amerika Serikat; dan rekaman pertama dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison pada 1890 di Amerika Serikat.
Semua berawal dari musik Ragtime, musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa. Musik ini mulai dikenal di Amerika sekitar tahun 1890 hingga 1920. Karakter musik ini memiliki tempo dan irama yang cepat dengan didominasi sinkopasi (penekanan pada not upbeat); meski ada juga yang berirama lambat.
Seorang pengamat seni rupa, Lawrence Alloway, memulai pengenalan istilah pop yang terinspirasi oleh gerakan
seni rupa di Amerika dan Inggris. Musik pop sendiri mulai
dikenal di Amerika Latin sejak tahun 1920 sebagai iringan musik dansa tango
yang menggunakan tangga nada minor juga melankolis.
Sejak tahun 1920 hingga 1940, musik pop menjadi salah satu musik yang digemari di seluruh bagian dunia yang pada masa itu karena memiliki irama seperti Rhumba, Samba, Conga,
Salsa, Mambo, dan musik sejenisnya. Musik pop kemudian terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi dan tidak pernah pudar dari masa
ke masa. Apalagi dengan munculnya penyanyi kondang seperti Madonna sebagai idola baru musik pop
dan juga Michael Jackson yang sukses menyandang gelar The King of
Pop.
Sumber gambar: pinterest.com/NLopezArt |
Musik pop di Indonesia
Di Indonesia, awalnya, dunia permusikan banyak diisi oleh musisi-musisi dari Malaysia dan Singapura. Namun saat memasuki era 60-an, Indonesia mulai menghidupkan kreativitasnya melalui grup band Koes Bersaudara yang kemudian berjaya di era 70-an dengan nama barunya, Koes Plus. Berkat lagu-lagunya yang fenomenal, nama Koes Plus tersemat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kelompok musik paling berpengaruh di Indonesia. Dengan karakter musik mereka yang sederhana dalam syair, musik, maupun melodi, mereka mengusung berbagai aliran musik, beberapa diantaranya yaitu pop, pop Jawa, pop anak, dan masih banyak lagi.
Sumber gambar: dangerousminds.net |
Berangkat dari sanalah musik pop yang sering kita dengar saat ini menjadi teman sehari hari anak milenials Indonesia. Musik pop menjadi salah satu aliran musik yang paling sering di putar di berbagai macam aplikasi streaming lagu, karena lagunya yang sangat luwes bisa didengarkan untuk menikmati waktu luang maupun saat beraktivitas.
Baca juga: Musik Indie: Representasi Kegundahan Hati Kaum Muda di Indonesia
Evolusi Musik Pop Indonesia
Gebrakan musik
pop di Indonesia bisa dibilang amat terbantu oleh internet yang memudahkan musisi pop untuk melebarkan preferensi musiknya. Lewat teknologi ini,
para penyanyi musik pop punya segudang sumber inspirasi dari banyak musisi yang
tersebar di seluruh dunia.
Sebagai contoh yang sederhana, yaitu musik pop yang bernuansa R&B dalam
album RESONANCE garapan
GAC , atau Nothing
Is Real oleh Teddy Adhitya yang banyak dipengaruhi sound yang
biasa muncul pada scene pop
AS, seperti lagu-lagu yang dibawakan oleh Usher, Alicia Keys, Chris Brown,
Beyonce, maupun John Legend.
Perubahan
tak sekadar muncul dalam aspek komposisi musik, namun juga pada aspek penulisan
lirik. Sekarang, penyanyi dan musisi pop Indonesia cenderung lebih berani dalam
mengekspresikan isi pikirannya lewat bahasa Inggris. Terlepas dari motif yang
sebenarnya, penulisan lirik dengan bahasa Inggris setidaknya dapat memperlihatkan keinginan para penyanyi/penulis lagu ini untuk memperluas jangkauan
karyanya ke tingkat internasional.
Menariknya, sekalipun beberapa ada yang terikat pada kepentingan label besar, para penyanyi ini menggunakan pendekatan ala musisi independen dalam menjual karyanya. Mereka memanfaatkan secara maksimal layanan streaming lagu seperti Spotify, JOOX, dan Soundcloud.
- Bahasa Kalbu -
Raisa Andriana ft. Andi Rianto
- Makna Cinta - Rizky Febian
- Armada - Menjemput Jodoh
- 365 - Tiara Andini
- Mantra Cinta - Rizky Febian
- Halu - Feby Putri
- Niki - Lose
Deretan lagu lagu di atas sangat easy listening dan mengandung lirik-lirik asik yang biasanya banyak dinikmati oleh pendengar yang merasa sedang berada di posisi yang sama. Seperti sebuah quotes dari Frank Ocean yang mengatakan, “Ketika merasa bahagia, kita menikmati musiknya. Sedangkan ketika merasa sedih, kita memahami liriknya."
Artikel oleh: Jamilah N.M
Editor: Nur Annisa H.
Jumlah kata: 847
Komentar
Posting Komentar