6 Hal Penting Ini Wajib Kamu Tahu Supaya Bisa Memproduksi Film yang Menarik
Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) mengadakan webinar “Kelas Film” yang sangat menarik pada Kamis (20/10) melalui aplikasi Zoom Meeting. Dalam Webinar ini membahas tentang bagaimana cara memaknai sebuah ide cerita yang original dan berguna agar menjadi sebuah karya film yang tajam, menyorot realita, namun lembut dalam mengekspresikannya.
Salah satu narasumber yang hadir pada webinar ini adalah Ario Rubbik yang merupakan sutradara dari film “Satu Jam Saja”. Dimoderatori oleh Lourenza, webinar ini berdurasi sekitar tiga jam, dimulai pukul 09.00 – 12.00 WIB.
Webinar Kelas Film FFMI 2020. Sumber gambar: dokumentasi pribadi |
Selama seminar berlangsung, Pak Ario menceritakan
bagaimana proses perjalanan karirnya menjadi sutradara yang sukses hingga saat
ini. Dia juga menceritakan mengenai proses dalam pembuatan film yang sangat eye opening dan worth
it banget bagi Sobat Milenial yang sedang tertarik soal film making.
Beliau bercerita bahwa awal
karirnya memang tidak mudah. Sebelum menjadi sutradara dia sempat menjadi cameraman,
namun hal itu bukan salah satu penghalang dia dalam mengejar impiannya.
Selain itu, dengan berbagai capaian dan
pengalaman yang telah dia raih dalam rangkaian karirnya, Pak Ario juga turut menjelaskan mengenai tips-tips dalam membuat film yang
menarik. Meskipun kita sedang berada di masa pandemic, dia berharap agar para filmmaker tetap produktif dan film yang
diproduksi tetap bisa memikat penonton. Yuk, simak sarannya!
1. Memilih
sutradara atau pemain
Menentukan sutradara atau pemain dalam pembuatan suatu film itu sangat penting. Bila kita membicarakan tentang kepopuleran seseorang (yang dalam hal ini berarti sutradara/pemain), hal itu dirasa tidak terlalu menjamin bagi ‘suksesnya’ suatu karya film. Bagaimana pun juga, “nama besar” seseorang tidak dapat mengukur bagus atau tidaknya sebuah film yang dihasilkan.
Meskipun kamu memilih
sutradara atau pemain yang populer,
dengan personal branding yang bagus, dan memiliki
followers berjuta-juta, hal tersebut bukan menjadi
jaminan kalau karyamu akan diminati oleh banyak penonton nantinya. Karena itu semua kembali lagi pada kecocokan kinerja antara sutradara dan
pemain yang telah dipilih dalam proses produksi, juga bobot dari film itu
sendiri.
2. Peran sutradara itu penting
Melakukan yang
terbaik dalam pembuatan film, baik dalam mendireksi
para aktor/aktris dan juga hal-hal
teknis perfilman lainnya, tentu menjadi tugas
utama seorang sutradara. “Intinya, enggak ada ilmu pastinya
sih, kalau saya ngobrol sama rekan yang lain, istilahnya enggak ada
professornya kalau di film. Maksudnya, untuk menentukan laku atau tidaknya film
diminati,” jelas Pak Ario tentang pembuatan film yang menarik. Tugas seorang sutradara
atau filmmaker hanya perlu melakukan
yang terbaik sesuai kemampuan atau kapasitas masing-masing.
3. Membuat
film yang relateable terhadap pasar
Seperti yang sudah dijelaskan di poin
sebelumnya, fokus filmmaker tidak hanya terpaku pada pemeran film;
membuat ide atau alur cerita yang baik juga tak kalah penting. Tips
dalam menentukan ide cerita adalah memilih
topik yang relateable dengan kehidupan lingkup target penontonmu,
sehingga film tersebut dapat mengundang minat banyak penonton. Di
Indonesia sendiri penonton film kebanyakan adalah usia remaja, jadi alangkah
baiknya jika ceritamu mengangkat isu-isu yang sedang hangat di kalangan mereka
sekarang.
Baca juga: Yuk Belajar Bahasa Daerah Lewat 5 Film Pendek Karya Anak Bangsa Ini
4. Pembentukan karakter
Dalam pembentukan karakter di sebuah cerita, penonton pasti akan terfokus pada sosok aktor/aktris yang akan memainkan perannya. Tentu, pemilihan peran ini akan terlebih dahulu melalui proses casting. Maka dari itu, sebagai sutradara sangat perlu dilakukan pertimbangan yang cukup banyak dalam pemilihan pemain.
Para pemain
kemudian melakukan pendekatan dengan sutradara dan pemain lainnya sebagai cara untuk
membentuk karakter, membangun chemistry dan mood. Selain pendekatan
secara personal, sutradara juga
perlu memberi contoh dan detail adegan
agar para pemain dengan mudah
memahami karakter serta
ceritanya. Mengutip pernyataan pak Ario:
“Saya juga banyak memberi contoh, banyak sutradara yang menuntut pemainnya ini itu tapi dia tidak memberikan contoh. Kalau saya sendiri walaupun saya enggak bisa acting, tapi saya membekali acting”.
5. Membangun feel pemain agar tersalurkan ke penonton
Salah satu cara bagi para pemain untuk
dapat menyalurkan feeling kepada penonton adalah dengan melakukan
pendekatan personal antara dirinya dan karakter yang dimainkan.
Contoh, ketika akan melakukan adegan
sedih maka pemain harus terlebih dahulu mengeksplor perasaan tersebut dengan cara menonton film
dengan kisah sedih,
mendengarkan lagu galau, dan masih
banyak lagi cara-cara lainnya. Hal-hal seperti ini
adalah beberapa dari banyak cara
pendekatan yang dapat dilakukan oleh pemeran terhadap karakternya dalam membangun penjiwaan perannya.
6. Perbanyak promosi
Yang tak kalah penting tentunya untuk memperbanyak promosi. Pak Ario Rubbik sendiri menjelaskan jika sosial media menjadi platform terbaik dalam proses promosi. Terlebih karena penonton (film) yang paling mendominasi saat ini adalah kalangan remaja. Maka dari itu, sebaiknya promosi yang dilakukan harus menjangkau segala cakupan media yang ramai digunakan oleh para remaja agar filmnya dapat lebih dikenal. Pak Ario juga memberikan saran lain dalam melakukan promosi film di masa pandemi ini.
“Kalau untuk saat ini, tentunya menggunakan sosial media atau platform yang berbayar, agar mendapatkan engagement atau impression,” ujarnya.
Jadi, meskipun tidak dapat mempromosikan filmnya secara langsung seperti melakukan meet and
greet, film premiere, ataupun nobar (nonton bareng), tetap masih ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempromosikan film di
masa pandemi. Sebagai contoh yaitu, melakukan promosi di platform sosial
media seperti Instagram, Twitter, Facebook; sharing
trailer film di Youtube; dll.
Nah, penjelasan diatas yang telah disampaikan oleh
sutradara Bapak Ario Rubbik pada webinar
“Kelas Film” yang diselenggarakan oleh Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI). Semoga dapat membantu, terutama para Sobat Milenial
yang tertarik dalam filmmaking atau tertarik dalam industri film. Gimana
menurutmu? Menarik sekaligus menantang bukan?
Artikel oleh: Shafirra R.
Editor: Nur Annisa H.
Komentar
Posting Komentar