Pantai Bajulmati: Wisata Edukasi dan Konservasi Penyu yang Menawan di Malang

Hai, millenials! Siapa sih yang tidak tahu penyu? walaupun mungil, hewan satu ini berkontribusi dalam menyeimbangkan ekosistem laut. Sayangnya, hewan kecil ini jumlahnya semakin sedikit, dan bahkan  keberadaan mereka terancam punah akibat minimnya perlindungan. Nah, tahu gak sih kalau salah satu pantai di Malang ada baru-baru ini mendirikan sebuah konservasi penyu? 

Pantai tersebut adalah pantai Bajulmati (buaya mati). Eits, jangan buruk sangka dulu! walaupun namanya agak seram, pantai ini menyuguhkan panorama menawan dan merupakan satu-satunya pantai di Malang Selatan yang menjadi tempat bagi penyu untuk bertelur. Beberapa spesies penyu yang dapat dijumpai diantaranya adalah penyu spesies abu-abu, hijau dan belimbing. Pantai ini beroperasi setiap hari mulai pukul 05:00 - 18:00 dengan harga tiket masuk hanya Rp 10.000,-/orang.

Sumber foto: malangstrudel.com

Konservasi di Pantai Bajul Mati ini bernama Bajulmati Sea Turtle Sanctuary (BSTC). Ada sekitar 57 penangkaran penyu di pantai yang terletak di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang ini. Jadi, tak heran jika disebut sebagai ibukota penyu Kabupaten Malang. Kalau kamu datang saat sedang musim menetas, kamu juga bisa lho ikut prosesi pelepasan bayi-bayi penyu ke laut.


Rute Menuju Pantai Bajulmati 

Sumber foto: @yoiki_malang, instagram

Pantai Bajulmati terletak di Malang Selatan yang berjarak 61 kilometer dari pusat Kota Malang. Bila ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat, maka akan memakan waktu kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Akses jalan menuju pantai tersebut relatif mudah karena sudah beraspal meskipun ada beberapa daerah yang jalannya berlubang. FYI, ada dua rute yang bisa kamu gunakan untuk sampai ke wisata pantai Bajulmati. 

Rute pertama, berangkat dari Kota Malang, gunakan jalur menuju ke arah Turen kemudian ke Sumbermanjing Wetan. Setelah sampai di daerah Sumbermanjing Wetan, tempuhlah jalur lurus menuju Pantai Sendang Biru. Di sana kamu akan sampai di daerah Gajahrejo, hingga menemui pertigaan yang memiliki plang petunjuk menuju arah pantai. Pilihlah arah ke kanan untuk menuju Pantai Goa Cina dan Bajulmati. Nah, pantai Bajulmati pada rute itu terletak di setelah jembatan Bajulmati. 

Rute yang kedua, dari Kota Malang ke arah Kepanjen. Lalu, lanjutkan perjalanan menuju Pagak sampai daerah Bantur. Bisa juga dari Kota Malang ke Gondanglegi lalu melanjutkan ke Bantur. Kemudian dari Bantur menuju ke arah Balekambang sampai bertemu perempatan sebelum masuk Balekambang, beloklah ke kiri. Dibutuhkan jarak tempuh 15 kilometer untuk tiba di Pantai Bajulmati dari perempatan tersebut. Jalur ini merupakan jalur yang lebih direkomendasikan daripada jalur yang lain karena jalanannya lebih bagus.

Sumber gambar: instagram @budi.bf

Selama perjalanan, kamu tidak akan bosan karena disuguhi pemandangan yang indah. Nah, ada hal unik yang menjadi ciri khas Pantai Bajul Mati, yakni jembatan artistik sepanjang 90 meter dengan bentuk setengah lingkaran yang membentang melintasi sungai dengan berlatar bukit-bukit karang dan lautan. Nama jembatan tersebut adalah Jembatan Sama. Panorama alam lain yang bisa kamu nikmati adalah batu karang panjang yang bentuknya menyerupai seekor buaya. Konon, saat tersapu ombak ketika menjelang malam, batu karang tersebut nampak seperti buaya yang hidup. Pokoknya dijamin rasa penat dan capekmu bakkal terbayar deh ketika sudah sampai di kawasan Bajul Mati.





Aktivitas Pelepasan Penyu

Pantai ini merupakan titik pendaratan penyu terbanyak dari sekian wilayah pantai di daerah Malang Selatan. Tercatat data dari POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) Pilar Harapan, sejak tahun 2010-2018 telah ditemukan setidaknya lebih dari 23 titik pendaratan penyu untuk bertelur dan sebanyak 2642 telur penyu yang berhasil dikonservasi. Pokmaswas Pilar Harapan sendiri merupakan sebuah mekanisme pengawasan berbasis masyarakat di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang dibentuk sejak tahun 2010. Tugasnya memonitor dan mengkonservasi telur penyu, juga menetaskan dan melepaskan kembali ke pantai. Selain itu, Pokmaswas juga secara rutin melakukan pengawasan terhadap titik-titik pendaratan penyu dan melindungi penyu-penyu tersebut dari predator. Karena bersifat swadaya, kelompok ini sangat rentan terhadap komitmen para anggota yang terlibat dalam kegiatan. 

Sumber gambar: bobo.grid.id

POKMASWAS dalam tugasnya juga bekerjasama dengan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Bajulmati untuk mengembangkan pengelolaan konservasi penyu yang ada sejak tahun 2012. Demi mendukung kegiatan konservasi, di sana juga disediakan rumah penyu lengkap dengan sarana-prasarananya. Rangkaian kegiatan monitoring, konservasi, penetasan telur penyu hingga pelepasan kembali penyu-penyu ke pantai dapat dijadikan kegiatan edukasi sebab menjaga pantai sebagai tempat pelestarian penyu dari penjarahan serta kondisi lingkungan tidaklah gampang. Karenanya, dibutuhkan upaya edukasi kepada masyarakatnya sehingga kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilakukan secara optimal. Melalui wisata edukasinya, kamu akan mendapat penjelasan seputar jenis-jenis penyu yang biasa mendarat di pantai Bajulmati, cara mereka bertelur, proses penyelamatan dan penetasan di tempat penangkaran, hingga proses dikembalikannya bayi-bayi penyu tersebut ke pantai.

Sumber gambar: hargatiket.net

Biasanya, pelepasan penyu-penyu tersebut dilakukan oleh pemerintah, kelompok-kelompok penting, dan yang bersangkutan seperti warga yang tergabung dalam kelompok Pokmaswas Pilar Harapan, para pegiat konservasi satwa (konservator), para UKM, perwakilan dari perguruan tinggi, polisi serta petugas Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA). Ada juga masyarakat umum yang berkesempatan andil dalam kegiatan ini, jadi kamu bisa banget ngikut yaa. Sebelum upacara pelepasan penyu dilakukan, terlebih dahulu peserta diberikan penyuluhan konservasi penyu oleh BKSDA dan BSTC. BSTC tersebut merupakan kelompok masyarakat yang peduli akan berbagai isu lingkungan pesisir Malang Selatan terutama spesies penyu. 

Nah, itulah sekilas tentang pantai Bajulmati dengan wisata edukasi dan konservasi penyunya. Gimana? Sudah tertarik buat kesana belum? Cobain yuk!

 

 

Artikel oleh: Vita L. dan Adinda N.

Editor: Nur Annisa H.

Jumlah kata: 817

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Rekomendasi Novel Metropop Romance yang Bikin Geregetan

6 Rekomendasi Café dan Resto Outdoor Bernuansa Alam di Jawa Timur

Free Fire Battlegrounds, Mobile Game yang Jadi Primadona di Kalangan Pemuda