Yuk, Intip Behind The Scene dari Acara "Virtual Concert: Acropolis - A Virtual City of Love" oleh PSM Gema Suara Cipta 5 UM

Hai, Sobat Milenial! Kalau sebelum-sebelumnya kanal musik membahas tentang bedah lagu, platform musik, dan perlombaan musik, kali ini Pojok Milenial meliput salah satu konser online paduan suara yang dilaksanakan oleh Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (PSM FMIPA UM). Virtual concert ini digelar pada hari Sabtu, tanggal 21 November 2020 melalui platform YouTube.

Pada hari Sabtu (21/11/2020), PSM Gema Suara Cipta 5 dari FMIPA Universitas Negeri Malang ini menggelar konser online bertajuk “Acropolis: A Virtual City of Love”. Berdurasi hampir 30 menit, acara konser online ini terdiri dari sambutan-sambutan, narasi singkat, penampilan paduan suara, dan ucapan terima kasih. Dengan melibatkan total 45 orang penyanyi, acara ini mempersembahkan tiga buah lagu yaitu, Menghitung Hari oleh Krisdayanti, Happier oleh Ed Sheeran, dan Mantan Terindah oleh Raisa.

Meskipun bukan tergolong live dan harus melalui proses editing video, penampilan dari GSC-5 ini membuahkan hasil yang menarik untuk ditonton karena ketika kamu menonton penampilan ini, pasti terbayang bagaimana proses persiapan di baliknya.

Tim Pojok Milenial mendapat kesempatan pada Minggu (22/11/2020) untuk mewawancarai salah satu panitia acara Acropolis, Aisyah Khoirunnisa’ atau biasa dipanggil Aisyah yang merupakan salah seorang mahasiswa UM 2018 jurusan Biologi. Terkait dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, ia menjabarkan, “Setiap tahun itu rutin diadakan konser menjelang akhir kepengurusan. Jadi, sebenarnya konser semacam ini seharusnya diadakan offline di kampus, bisa di Graha Cakrawala, dan gedung lain di UM.”

Aisyah menambahkan jika mereka pun mau tidak mau harus melaksanakan konser ini secara online demi berjalannya program kerja (proker) dari GSC-5 sendiri. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk melaksanakan virtual concert ini melalui platform YouTube. 

“Konsep virtual concert ini pun menjadi sebuah tampilan baru dari GSC-5 sendiri karena belum pernah ada konsep yang seperti ini,” jelasnya.

Sumber gambar: Youtube GSC5 UM

Waktu persiapannya mepet

Percaya tidak percaya, ternyata persiapan dari acara virtual concert ini kurang dari sebulan, loh! “Persiapannya enggak sampai satu bulan karena pembentukan panitia sendiri kalau enggak salah tanggal 22 atau 23 Oktober,” jelas Aisyah. Tim Pojok Milenial pun sangat mengapresiasi effort yang dikeluarkan oleh panitia dan seluruh pelaksana dalam persiapan yang bisa dibilang ‘mepet’ ini.

“Walaupun begitu, yang namanya kekurangan pasti ada, tapi semua terbayar dengan euforia penonton semalem,” ujarnya ketika ditanya pendapatnya tentang premiere konser online yang digelar malam sebelumnya. Perasaan lega dan bangga pun tak terbendung sebab semua jerih payah di balik layar terbayar dengan hasilnya.

Jadi, dengan total penyanyi 45 orang ini, ternyata mereka semua sedang berada di daerah yang berbeda-beda lho! Ada yang berlokasi di Malang dan sekitarnya, di Sidoarjo, di daerah-daerah Jawa Timur lainnya, bahkan ada yang sedang di Sumatera. Kebayang kan sulitnya menghandle acara seperti ini?

 

Konsep acaranya cukup menantang

Ketika ditanya terkait persiapannya, Aisyah menjawab, “Karena ini konsepnya agak rumit, jadi perlu banyak ketentuan mendetil yang harus diberitahukan ke para singersnya pada saat melakukan rekaman. Mulai dari ketentuan background dan pencahayaan yang harus bagus, dan lain-lain, jadi semuanya harus dibriefing secara detail. Dan semua itu harus dikoordinasikan hanya melalui group chat dan itu susah banget karena pasti ada aja yang berhalangan atau bahkan slow response.”

Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala yang ada, panitia pun melakukan pemberitahuan via private chat pada setiap singer untuk ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. Tidak hanya follow up untuk para penyanyi, sebagai penanggung jawab bagian acara, maka Aisyah dan tim juga harus menghandle terkait editing video serta audionya. Hal tersebut pun dirasa cukup melelahkan karena acara ini dilaksanakan di masa perkuliahan yang juga online. Wah, pasti capek banget ya?

Untuk proses latihan sendiri, Aisyah menyebutkan jika proses latihan dilaksanakan secara online setiap minggunya vie Google Meet untuk mengontrol perkembangan para penyanyi sebelum proses perekaman yang nantinya akan diedit menjadi satu. Proses editing videonya sendiri memakan waktu sekitar satu minggu.

Baca juga: Makna Mendalam dari Lagu "Bertaut" oleh Nadin Amizah, Musisi Milenial yang Berkarya dengan Hati

 

Proses rekaman dan editing cukup panjang

Kali ini, kita juga berkesempatan mewawancarai Dimas Raditya selaku pianis dan audio editor pada acara GSC-5 ini pada Minggu (22/11/2020). Terkait proses editing audio, ia menjelaskan, “Proses edit audionya memakan waktu sekitar 4 hari, dan bagian tersusahnya yaitu ketika ada audio mentah yang kurang pas, jadi membutuhkan waktu ekstra untuk menyesuaikan dengan yang diharapkan.”

Dimas juga mengatakan jika konsep seperti ini membuatnya deg-degan ketika memainkan piano. Hal ini karena ketika ia melakukan kesalahan saat memainkan pianonya, maka proses rekaman harus diulang dan itu melelahkan. “Kalau dilakukan secara live panggung kan sekali salah ya mau tidak mau harus lanjut, enggak bisa diulang. Jadi ya lebih mending live saja meskipun sama-sama susah baik live maupun tidak,” jelasnya. 

 

Terinspirasi oleh kota Yunani Kuno

Nah, selain proses persiapan yang menarik, judul acaranya juga menarik nih. “Acropolis: A Virtual City of Love”. Apa sih Acropolis itu? Dilansir di Matalensaku, The Acropolis atau Acropolis of Athens merupakan benteng kuno yang terletak di pegunungan batu di atar kota Athena yang berisikan sisa-sisa bangunan kuno. Oleh karena itu panitia mengumpamakan kondisi kota Acropolis sebagai kekosongan dan sedihnya hati seseorang.

Di akhir wawancara, Aisyah menjelaskan jika tema acara sebenarnya hanya mengikuti lagu-lagu yang sudah dipilihkan oleh pelatih paduan suara. Dengan list lagu seperti yang sudah disebutkan di awal, panitia kemudian berdiskusi mengenai garis besar lagu-lagu tersebut, yaitu patah hati. Pada akhirnya, panitia pun memutuskan untuk menggunakan perumpamaan kota Acropolis sebagai tema acara. 

Nah, itu tadi ulasan dari behind the scenes acara “Acropolis: A Virtual City of Love” yang digelar oleh GSC-5 FMIPA UM. Menarik kan? Sampai jumpa di artikel berikutnya!



Artikel oleh: Ayu T.

Editor: Shinta W.

Jumlah kata: 873

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Rekomendasi Novel Metropop Romance yang Bikin Geregetan

6 Rekomendasi Café dan Resto Outdoor Bernuansa Alam di Jawa Timur

Free Fire Battlegrounds, Mobile Game yang Jadi Primadona di Kalangan Pemuda